GARUT EXPRESS– Pemerintah Kabupaten Garut sukses menggelar acara Gerakan Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Terpadu di Alun-Alun Pameungpeuk pada Selasa (03/10/2023). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 yang akan jatuh pada tanggal 16 Oktober mendatang.
Dalam acara yang dikoordinir oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut, berbagai kegiatan penting dilaksanakan. Ini termasuk pembagian makanan B2SA, penyerahan Paket Makanan Tambahan (PMT) untuk balita stunting, edukasi tentang keamanan pangan untuk siswa SD, serta Gelar Pangan Murah (GPM).
Bupati Garut, Rudy Gunawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa GPM ini memungkinkan masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih terjangkau daripada harga pasaran. Contohnya, beras yang dijual seharga Rp9.500 per kilogram dibandingkan dengan harga pasaran Rp13.000.
“Hari ini kita ada operasi pasar dalam rangka Hari Ketahanan Pangan Sedunia, ini ada harga beras premium, harganya 9 ribu di pasaran 13 ribu ya, ini Minyak Kita kita jual hanya 11 ribu dari 14 ribu, telur pun 27 ribu jadi 21 ribu,” ujar Rudy.
Rudy berharap agar masyarakat Kabupaten Garut dapat menikmati makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman pada Hari Pangan Sedunia.
Dalam upaya menanggulangi kenaikan harga bahan pokok, Pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan berbagai langkah, termasuk memastikan ketersediaan pangan serta memberikan bantuan operasi pasar. Pemkab Garut juga memberikan bantuan beras sebanyak 100 ton kepada masyarakat yang tidak terakses bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Bupati juga menekankan pentingnya responsifitas pemerintah terhadap kondisi seperti ini dan perlunya perlindungan bagi warga berpendapatan rendah dalam menghadapi kenaikan harga.
Hari Wardhana, Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan (KP2) dari DKP Kabupaten Garut, menyebutkan bahwa dalam kegiatan B2SA Terpadu ini, pihaknya menyiapkan 250 paket makanan B2SA dan 107 Paket PMT untuk balita stunting.
Selain itu, bahan pokok seperti beras, telur, dan minyak goreng dijual dengan harga yang terjangkau dalam GPM di Kecamatan Pameungpeuk. Subsidi hingga 5 ribu per kilogram diberikan untuk memastikan ketersediaan harga terjangkau, seperti beras yang dijual dengan harga Rp9.500, telur yang dijual dengan harga Rp21.000, minyak goreng yang dijual dengan harga Rp11.000, dan juga beberapa bahan pokok lainnya.
“Diharapkan, kegiatan ini dapat mendorong penerapan makanan B2SA di lingkungan keluarga, menurunkan angka balita stunting, meningkatkan pemahaman tentang keamanan pangan, dan memberikan akses terhadap pangan murah,” ucapnya.
Seorang warga, Yeti Nurhayati (43) dari Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, menyambut positif kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa bahan pokok yang dijual dalam GPM memang lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.
Yeti berharap agar harga bahan pokok bisa kembali terjangkau dan tersedia untuk masyarakat.
“(Harapannya) hoyong mirah we, hoyong lungsur sapertos endog sapertos nu sanesna oge, mirah sareng mudah kitu,” tandasnya.(*)