GARUT EXPRESS– Bupati Garut, Rudy Gunawan, memberikan informasi terkini mengenai kasus keracunan makanan yang menimpa warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Sebanyak 39 orang telah mengalami gejala seperti mual dan diare setelah mengonsumsi sate jebred atau kulit sapi.
Meskipun dua orang telah meninggal dunia akibat keracunan ini, Bupati Garut menyatakan bahwa kondisi para pasien mulai membaik. Mereka diperkirakan akan dapat pulang ke rumah masing-masing dalam waktu dekat. Bupati Garut mengungkapkan, “Meskipun dua orang meninggal dunia, yang satu suami dari Ibu Lili, yang satu lagi adalah warga dari Cigalontang Tasikmalaya, dan yang lainnya sekarang sudah berangsur pulih, insya Allah hari Rabu besok atau Kamis paling lambat itu sudah bisa pulang. 39 itu dari Garut dengan dari Tasik.”
Pengobatan para pasien di Puskesmas akan ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sedangkan warga yang harus dirawat di fasilitas kesehatan swasta akan dibayar oleh Pemkab Garut melalui Layanan Terpadu Rumah Harapan Masyarakat (Lapad Ruhama).
Bupati Garut juga menekankan pentingnya meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan makanan yang beredar di masyarakat. Ia menyebut bahwa pihaknya telah memiliki perangkat keamanan pangan dengan fasilitas laboratorium lengkap. Tindakan ini diambil untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, menjelaskan bahwa pihaknya masih terus mencari penyebab pasti dari kasus keracunan makanan ini. Sampel dari muntahan para pasien akan menjadi bagian dari upaya penyelidikan ini. Meskipun gejala yang dilaporkan oleh para pasien adalah muntah dan diare, gejala ini termasuk dalam keracunan makanan yang umum. Kejadian ini diperkirakan terjadi bersamaan.(*)