GARUTEXPRESS– Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Lewo, Ustadz Ujang Moh Hasan merasa kecewa terhadap Pelayanan Puskesmas Malangbong Kabupaten Garut. Diduga pelayanan kurang maksimal.
Salah Seorang Tokoh Agama Pondok Pesantren Lewo Ustads Mubaligh Ujang Moh Hasan Mengaku terlantar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan merasa dirugikan atas pelayanan puskesmas tersebut.
” Saya ditelantarkan, oleh sikap tenaga kesehatan tersebut yang tidak sopan, dan tidak ada kejelasan terkait penanganan terhadap saya,” ujar Ustads Ujang Moh Hasan kepada Garutekpress.id, Rabu 2 Agustus 2023.
“Tidak hanya pelayanan, Obat-obatan yang diberikan Kepada saya pun juga tidak ada kejelasan siapa yang mengeluarkan obat tersebut, karena tak kunjung mendapatkan kejelasan,” tuturnya.
Ustadz ujang hasan pun memutuskan untuk melanjutkan ketidakpuasan nya ke Kuasa Hukum, Kantor Hukum SOGA dan Fatner yang Beralamat di Jalan Sekarkagugat Tegalega Bandung untuk di selesaikan.
Ia mengatakan waktu dirinya dirawat, setelah Visit dokter Lebih kurang pukul 12.30 WIB, pada hari Selasa 01 Agustus 2023, sampai pukul 14.45 WIB tidak ada penyerahan obat atau resep obat, lalu saya menanyakan ke perawat dan ternyata ada obat yang diresepkan oleh dokter yang harus dibeli di apotek diluar puskesmas, yang sangat disayangkan kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya (pasien) yang ditelantarkan. Dan diberikan Obat-obatan yang tidak jelas, bahkan yang memberikan resep itu bukan dokter,” tegas Jajang.
Dengan demikian ia merasa dirugikan atas kejadian ini , sehingga Ujang harus menggunakan jasa kuasa hukum untuk menyelesaikan masalah ini,” ucapnya.
Ujang mengatakan, dengan kuasa hukum guna untuk melakukan komunikasi ke pimpinan puskesmas yang berplang rumah sakit, dan akhirnya kami bertemu dengan kepala puskesmas yaitu dr. Asep Juanda di ruangannya , Rabu 2 Agustus 2023, kemudian kami melakukan musyawarah.
“Melalui Jasa Kuasa Hukum Soga, Ujang langsung komunikasi dengan Kepala puskesmas dr. Asep Juanda.
Kemudian ia menyampaikan keluhannyan secara keseluruhan. Tapi apapun alasannya, seharusnya pasien tidak diabaikan. Pelayanan tetap dilakukan sebaik mungkin ,apalagi ini kan di depan berplang rumah sakit kenapa pelayanan nya seperti ini” tutur Ujang Hasan kepada dr Asep Juanda.
Musyawarah pun Berlangsung Selama dua jam, sehingga dr. Asep Juanda mengakui atas kesalahan pelayanannya, Asep pun berjanji untuk di selesaikan secara kekeluargaan dan minta waktu tiga jam, untuk komunikasi dengan tim puskesmas.
Dalam musyawarah tersebut Sempat dihadiri oleh Kapolsek Malangbong Akp Zaenuri bersama jajarannya, yang ingi menjenguk pasien tersebut.
Sehingga beliau (dr Asep) mengakui kesalahan yang dilakukan oleh puskesmas malangbong, beliau berjanji kepada saya dihadapan kuasa hukum saya bahwa dirinya akan menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan, dan meminta waktu tiga jam untuk penyelesaikan bersama timnya katanya,” beber Ustads ajengan Moh Hasan.

Parahnya, kepala puskesmas itu ingkar janji, dan sampai saat ini tidak bisa dihubungi.
”Apa maksudnya pak dokter ini. Sangat tidak mengenakkan, sudah berjanji kepada saya mau kekeluargaan tapi sekarang tidak menjawab saat dihubungi, bahkan kuasa hukum saya sudah berkali-kali menghubungi begitu juga isteri saya,saya sangat kecewa dan merasa dirugikan, bisa dikatakan pelayanannya sangat buruk sekali,” tegasnya.
“Dirinya menyadari jika puskesmas tersebut memang kekurangan dokter. Meskipun begitu, seharusnya puskesmas ini memberikan imbauan bukan mengabaikan.
”Ini gak ada imbauan sedikitpun. Diberitahukan setelah kita sudah lama Kalaupun memang kurang, seharusnya ada alternatif lain agar pasien tidak terbengkalai. Jangan berlarut-larut seperti ini” pungkas Ujang Hasan.
berdasarkan informasi yang diterima dari petugas puskesmas, ini akibat pergantian shif tenaga kesehatan yang menyebabkan pemberian resep obat terhambat 2 jam sehingga tak bisa tertangani secara keseluruhan. Dan seharusnya resep tersebut harus diberikan dan telah tertuang dalam rekam medis, pihak puskesmas diduga dmtidak mampu melaksanakan pelayanan kesehatan,Tapi apa pun alasannya, seharusnya pasien tidak ditelantarkan.
Parahnya lagi, pada saat ditanya, dirinya tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Karena jawaban yang diberikan terbilang tidak mengenakkan didengar telinga.
”Kasar sekali bahasanya. Sehingga saya tersinggung sangat tidak mengenakkan. Bisa dikatakan pelayanannya sangat buruk sekali,” tegasnya.
Dirinya menyadari jika puskesmas tersebut memang kekurangan dokter. Meskipun begitu, seharusnya puskesmas dapat langsung memberikan imbauan kepada pasien tentang masalah yang dihadapai selama ini.
”Ini gak ada imbauan sedikitpun. Diberitahukan setelah kita sudah lama menunggu. Kalaupun memang kurang, seharusnya ada alternatif lain agar pasien tidak terbengkalai. Jangan berlarut-larut seperti ini,” tutup Ajengan Mubaligh Ujang Moh Hasan.
Sampai berita ini diterbitkan saat ini oleh tim Garutekpress.id masih mencoba menghubungi Kepala Puskesmas Malangbong dr. Asep Juanda, tapi sayangnya belum menjawab pesan singkat, terkait konfirmasi kejadian ini,” Raja Hagabean.