GARUTEXPRESS– Kepolisian sektor (Polsek) Samarang, Kepolisian Resort (Polres) Garut mendukung program Polri dalam melestarikan negeri melalui penghijauan sejak dini. Dukungan penghijauan dini itu dilakukan dengan menggelar penanaman ratusan batang pohon.
Kapolres Garut, AKBP Rohman Yongky Dilatha, S.I.K, M.Sl melalui Kapolsek Samarang AKP Supriatna, SH. MH. mengatakan penanaman ratusan batang pohon merupakan bentuk nyata kepedulian Polri terhadap lingkungan hidup dan menyelamatkan bumi dari berbagai ancaman.
Aksi penghijauan sejak dini menurutnya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan seperti ancaman pemanasan global, memperbanyak produksi oksigen serta lebih kepada mengurangi atau mengatasi kadar polusi udara di lingkungan sekitar.
AKP Supriatna Mengatakan, Kami secara serentak diperintahkan untuk melaksanakan penanaman hutan yang gundul. Dalam hal ini kami bekerjasama dengan BKPH dan BBWS yang ada di kecamatan Samarang dalam penanaman tersebut.
“Adapun aksi penghijauan yang di lakukan polsek samarang tempatnya di tiga titik yakni hutan lindung Blok Ciberem petak 23E RPH Tarogong, kemudian di BPH Leles dan wilayah Desa Sukakarya kecamatan Samarang, Kabupaten Garut dengan diikuti oleh Forkopimcam Samarang dan berbagi unsur lapisan Masyarakat.
“Adupun jenis pohon yang tanam yaitu pohon pinus sebanyak 100 pohon, kayu salam 10, alpuket 20, pohon mahoni 5, pohon durian 10, dan pohon terbesi 5 pohon. Itu yang berjumlah semuanya 150 pohon,”ujar AKP Supriatna ketika di wawancarai garutexpress.id, Kamis 24 Agustus 2023.
“Alhamdulillah kami kemarin dibantu oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung yang kebetulan mempunyai kantor UPT yaitu Berbupa Aptorium yang berdekatan dengan Ciberem ini. Jadi kami menggandeng mereka untuk melaksanakan penanaman tersebut yang berlokasi di BKPH hutan lindung yang ada di Ciberem.
Tambah AKP Supriatna Kalau seandainya hutan itu gundul, nanti akan terjadi banjir dan longsor. Terutama di daerah Samarang ini yang mempunyai kontur tanah yang labil. Banyak sekali kejadian bencana alam itu longsor dan tanah tidak kuat.
“Apalagi ini kan Samarang ini mempunyai kontur tanah yang berbukit-bukit. Sehingga rawan ketika hutan ataupun bukit yang tidak ditopang dengan pohon yang punya akar pancer atau akar kuat. Sehingga tanah tersebut akan longsor,”ujar AKP Supriatna.
“Di mana banyak sekali sekarang itu lereng-lereng bukit atau lereng gunung itu dijadikan lahan pertanian. Dan menebang pohon-pohon sejenis kayu. Sehingga ketika turun hujan, nanti di musim penghujan, nanti tidak ada pengikat tanah. Sehingga terjadi longsor.
AKP Supriatna berharap agar masyarakat senan tiasa menjaga lingkungan.(*)