GARUTEXPRESS– Pemuda Akhir Jaman melakukan Audensi terkait maraknya rentenir yang berkedok sebagai koperasi di Ruang DPRD Garut Komisi III, Senin 17 Juli 2023.
Ketua Pemuda Akhir zaman Kabupaten Garut, Jajang Nurjaman mengaku kecewa terhadap Bupati, Rudy Gunawan. Karena setiap kami undang untuk melaksanakan audesi tersebut selalu absen, itu yang membuat kami sangat kecewa terhadap bupati.
“Padahal bupati itu kan orang eksekutif yang mempunyai kebijakan dari sebagai masalah yang ada di Kabupaten Garut, nah ini terkait masalah audiensi yang kami wadahi mewadahi melalui pemuda akhir zaman beberapa aspirasi dari masyarakat tentang keluhan maraknya rentenir berkedok koperasi kuncinya satu, itu ada di Bupati Garut,” tegas Jajang Nuraman.
“Jadi yang selama ini kami lihat Bupati Garut itu selalu menganggap bahwa kegiatan koperasi yang di Kabupaten Garut salah satunya PNM menganggap selalu ikut serta membangkitkan ekonomi ternyata fakta di lapangan yang kami dapatkan bukan membangkitkan ekonomi malah sebaliknya menghancurkan ekonomi masyarakat dan Saya berani bertanggung jawab karena saya punya data, ini”tegas Jajang Nurjaman.
Aktivis yang tergabung Pemuda Akhir zaman, Kang Surya marah besar terhadap Bupati Rudy Gunawan dan Ketua DPRD Garut, di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Garut Komisi III, Senin 17 Juli 2023.
Sementara Anggota DPRD Prakasi PKS Kabupaten Garut Yusup menyebutkan hal ini sudah menjadi faktual di masyarakat, kita juga mengetahui fakta-fakta ini dan ada upaya-upaya dari pemerintah daerah juga, dulu pernah pemerintah ingin membantu nasabah-nasabah untuk pembiayaan Ultra mikro atau diberikan bantuan untuk membayar hutang mereka walaupun pada akhirnya kemudian hasil daripada konsultasi dengan aparat dan lain sebagainya akhirnya tidak jadi jadi,”ujarnya.
“Sebetulnya permasalahan ini memang kita perlu di bantu, makanya saya hari ini di pertemuan audiensi ini mengusulkan untuk membuat tim khusus untuk membahas permasalahan ini dan secara ilmiah secara orang-orang yang nanti memiliki kapasitas untuk membahas hal ini untuk mencari solusi yang terbaik,” ujar Yusuf.
“Hal ini perlu diinisiasi dari sekarang karena saya kira permasalahan ini, kalau dibiarkan juga akan menjadi apa? namanya gunung es lah gitu ya, kita nggak mau seperti itu, karena masalah yang kerap ditemui oleh koperasi simpan pinjam adalah praktik usaha yang keluar dari prinsip dan jati diri koperasi,”tutur yusuf.
Yusup menyebutkan, saat ini banyak koperasi simpan pinjam yang melakukan praktik rentenir masyarakat di Kabupaten Garut ini, informasinya banyak yang terpaksa meminjam uang karena merasa persyaratan lebih mudah dibandingkan perbankan ataupun lembaga keuangan lainnya.(*)