garutexpress.id –Sektor industri kini mulai merasakan dampak dari mewabahnya wabah virus corona (Covid-19). Industri kulit Sukaregang, Kabupaten Garut adalah salah satu sentra industri yang merasakan lesunya usaha mereka dengan penurunan omzet yang drastis.
Dodi Gustari, salah satu pengusaha penyamakan kulit di Sukaregang mengaku, dakam dua pekan terakhir omzetnya menurun mengatakan. Hak tersebut ditandai dengan pembatalan order dan preorder oleh para konsumen.
Selain itu, kenaikan harga cairan kimia yang biasa digunakan untuk menyamak kulit, semakin memperparah situasi, karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga hari ini, mencapai Rp 16.280.
”Untuk bahan-bahan lain yang biasa kami dapatkan impor pun otomatis naik, karena pembeliannya mengikuti dolar,” ujarnya, Kamis (26/3/2020).
Imbas wabah penyakit itu pun, kata Dodi, mengalami penurunan omzet sebesar 70 persen atau sekitar Rp 700 juta. Di bulan-bulan sebelumnya, omzet yang bisa diraup mencapai di atas Rp 1 milyar.
Dodi mengatakan, meskpun mengalami penurunan omzet, para pekerja pun sampai saat ini masih melakukan aktivitas produksi dan manajemen perusahan juga sudah menyediakan masker, hand sanitizer, dan thermo gun (pengecek suhu tubuh).
”Kalau masker, kami sudah dari dahulu menyediakan. Karena SOP di tempat kami, memang harus menyediakan masker,” katanya.
Dodi mengatakan, saat ini pemerintah pusat sudah memberikan kebijakan penundaan pembayaran pajak penghasilan (PPh) 22 impor dan PPh 25 industri. Hal tersebut disambut baik oleh pihaknya yang saat ini tengah terpuruk.
Kebijakan tersebut, kata Dodi, salah satu poin yang sangat membantu yakni, pengusaha tidak perlu membayar setiap kali melakukan impor dari April sampai 2020, pajak itu pun dibayarkan sekaligus diakhir tahun.
“Sangat setuju dan senang rencana penangguhan pajak ini. Kemudian, kemudahan lain pun, pelaku usaha yang pinjamannya di bawah 10 miliar, cicilannya juga ditangguhkan,” katanya. (*)
Penulis : Tim GE
Editor : ER