Garutexpress.id – Prostitusi menggunakan media sosial kian marak di Kabupaten Garut. Melalui media sosial perkenalan MiChat, para wanita pemuas laki-laki hidung belang dengan leluasa menjajakan diri.
Bahayanya siapa saja bisa mengakses media sosial ini. Sementara di dalamnya banyak orang yang menyalahgunakan media sosial ini.
Dalam sosial eksperiman tim garutexpress.id mencoba melakukan percakapan dengan sejumlah wanita pengguna di sekitar. Hanya berjarak 1 Km puluhan wanita bertebaran hampir semuanya menjajakan diri secara terbuka.

Mereka tanpa ragu, memasang status bahwa mereka menjual diri. Bahkan dengan mudahnya mereka diajak chating dan transaksi harga.
Harganya Murah Meriah
Para pemuas birahi laki-laki hidung belang ini mematok harga yang cukup murah. Tarifnya mulai Rp 200.000 hingga 600.000.

Harga tersebut tidak selalu tetap tergantung kesepakatan. Bahkan jika transaksi di weekday harganya bisa murah.
Kosan dan Penginapan Jadi Tempat Transaksi
Tempat mereka bertransaksi biasanya dilakukan di penginapan dan koskosan. Bahkan mereka ada yang berkumpul dalam kontrakan satu rumah besar yang diisi oleh beberapa wanita penjaja cinta.
Praktik mereka masih luput dari perhatian. Sehingga mereka dengan leluasa bertransaksi.
Pemekab Garut Tidak Miliki Kewenangan
Saat dikonfirmasi kepada pihak Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Pemkab Garut mereka mengaku tidak memiliki kewenangan dalam menutup atau mengawasi aplikasi semacam itu. Sementara kewenangan penindakannya ada di Polres Garut.
“Kita tidak ada kewenangan untuk menutup itu. Nah kalau penindakannya harus Polisi yang bergerak,” kata Kabid Informatika Diskominfo Garut Riki Rizki Darajat, Kamis (19/3/2020).
Masyarakat Berharap Bersihkan Prostitusi di Garut
Terkait maraknya tindak prostitusi di Garut, sejumlah masyarakat mendesak pemerintah dan penegak hukum bergerak cepat membersihkan berbagai praktik tercela itu.
Salah satu warga Tarogong, Abdurahman (36), mengaku kaget ada praktik prostitusi yang masif di Garut. Ia berharap semua pihak cepat bergerak sebelum ada teguran dari Allah SWT.
“Jangan diam saja. Semua pihak harus bergerak. Jangan sampai kita juga terkena azab-Nya,” kata dia ditemui di pelataran Masjid Agung Garut, Kamis (19/3/2020).
Warga lainnya, Asep Suharja (39), mengaku resah dengan praktik prostitusi secara online itu. Dia berharap praktik seperti itu, bisa meracuni generasi muda.
“Ayo bergerak. Jangan biarkan kedholiman merajalela,” harapnya. (*)
Penulis: Tim Garutexpress.id
Editor: Farhan SN/Encep R