Garutexpress.id – Ketegangan antara petani Desa Sukamulya dengan management PT. KA Properti Manajemen selaku anak perusahaan PT. KAI terus bergulir. Persoalannya dipicu karena aliran air ke lahan pertaniannya terganggu akibat proyek reaktivasi rel kereta.
Mencari jalan tengah ketegangan antara PT. KA Properti Manajemen dengan warga pun sempat beberapa kali dilakukan. Namun belum menemukan titik temu. Bahkan petani, merasa dipermainkan PT. KA Properti Manajemen karena hanya mengutus perwakilan yang statusnya pegawai kontrak.
Selasa, (17/9/2019), sejumlah petani padi blok Citra dan Bojong kembali dibuat kecewa dengan tidak hadirnya management perusahaan saat gelar musyawarah di saung tani.
Sebelumnya, saat aksi demo kemarin pihak perusahaan sempat menjanjikan akan hadir menemui warga guna mencari penyelesaian terkait sejumlah tuntutan warga tani.
Sayangnya hingga waktu yang dijanjikan tiba, pihak perusahaan hanya mengutus tiga orang karyawan kontraknya. Dari keterangan utusan yang datang, membenarkan jika sebelumya bos perusahaan berencana hadir. Namun akhirnya batal dengan alasan ada agenda rapat percepatan.
“Kami mohon maaf karena kesibukan agenda rapat, pihak perusahaan akhirnya hanya mengutus kami menemui bapak/ ibu semua,” ujar mereka mengawali sesi dialog dengan warga.
Kehadiran mereka diketahui guna menyampaikan janji dari perusahaan perihal tuntutan warga akan direalisasi pada minggu kedua Oktober mendatang.
Janji tersebut tak lantas membuat petani yang hadir merasa puas. Mereka menuntut kepastian melalui peryataan tertulis yang ditandatangani resmi oleh pihak perusahaan.
“Kami sudah cukup bosan diberi janji secara liasan. Dari dulu memang selalu menjanjikan akan direalisasi. Kali ini kami meminta agar janji yang barusan dilontarkan, tertuang pormal dalam bentuk perjanjian tertulis,” tegas Ganjar Nugraha, mewakili puluhan petani yang hadir.
Menanggapi permintaan para petani tersebut, ke tiga utusan perusahaan menyanggupi akan menuangkan janji perusahaan secara tertulis. Hanya saja, mereka mengaku butuh waktu untuk konsultasi dulu dengan perusahaan.
Pada pertemuan yang berlangsung sore kemarin itu, sejumlah warga mengaku belum puas sampai dikeluarkanya kesepakatan tertulis. Mereka merasa was was jika sampai aliran air terputus permanen tanpa adanya perbaikan. “bagaimana nasib kami pak, ada puluhan hektar lahan sawah terancam kekeringan jika terlalu lama talang sipon ini tidak diperbaiki,” timpal bah Eem.
Diberitakan sebelumya, sejumlah warga tani beberapa kali menggelar aksi demo dibantaran rel blok Citra. Mereka menuntut tiga poin, yakni perbaikan 2 unit talang sipon yang rusak terdampak proyek serta kompensasi atas kerugian yang diderita petani.
Buntut dari aksi unjuk rasa itu, sejumlah petani memasang blokade menutup bantaran rel dengan pagar bambu. Mereka baru akan membuka pagar penghalang tersebut jika perusahaan telah mengeluarkan surat resmi dikabulkanya tuntutan yang dilayangkan para petani. Donimelody*