garutexpress.id- Kekeringan akibat musim kemarau yang datang lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya mulai berdampak pada sejumlah areal pertanian di Kabupaten Garut. Sejumlah areal pertanian dikabarkan mengalami gagal panen akibat minimnya air.
“Peralihan musim hujan ke kemarau sekarang lebih cepat dan telah menyebabkan kekeringan di beberapa daerah,” kata Kepala Bidang Sumber Daya pada Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Deni Herdiana , Kamis (27/06/2019)
Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki areal pertanian yang cukup luas tersebar di 42 kecamatan dengan komoditas tani seperti padi dan sayur-sayuran dengan kondisi tanah memanfaatkan air hujan, irigasi dan memanfaatkan mata air.
Namun musim kemarau saat ini, kata dia, datang lebih cepat pada awal Mei, berbeda dengan tahun sebelumnya datang pada Juni, sehingga lahan pertanian sudah ada yang mulai dilanda kekeringan tingkat ringan, sedang dan berat.
“Dampak kemarau ini sangat berpengaruh pada persediaan air akibatnya lahan pertanian ada yang kekeringan sedang, ringan dan berat,” katanya.
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan di lapangan lahan pertanian untuk areal sawah yang sudah dilanda kekeringan ringan seluas 470 hektare, sedang seluas 214 hektare, dan berat seluas 153 hektare sedangkan gagal panen hanya 5 hektare.
Areal pesawahan yang dilanda kekeringan itu, kata dia, tersebar di wilayah Garut bagian selatan seperti Kecamatan Bungbulang, Cikelet dan Pameungpeuk, sedangkan daerah utara yakni Leuwigoong, Cibatu, dan Cibiuk.
“Kekeringan saat ini dilaporkan terjadi di daerah selatan Garut ada juga di daerah utara Garut,” katanya.
Ia menambahkan, Dinas Pertanian Garut sudah menerjunkan petugas untuk melakukan pendataan lebih lanjut dan mengantisipasinya agar kekeringan tidak meluas di musim kemarau.
“Kita melakukan pendataan lalu melakukan pengaturan aliran air dan mencari sumber mata air dan program pompanisasi di daerah yang dilanda kekeringan,” katanya. (*)
Penulis : Tim GE
Editor : ER