garutexpress.id – Jika para istri sibuk yang ketakutan suaminya keluyuran gak jelas. Di salah satu kawasan Kabupaten Garutu ada sebuah tempat unik, khusus “Penitipan Suami.” Tempat dengan nama neyeleh ini persisnya berada di Jalan Pataruman, Kecamatan Tarogong kidul, Kabupaten Garut.
Bagi warga yang melintas di jalan tersebut, mungkin terheran-heran mendapati sebuah tempat dengan tulisan cukup besar, ‘Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya.’ Bangunan yang berdiri di pertigaan Jalan Terusan Pembangunan di Jalan Pataruman ini belakangan heboh dibicarakan karena tulisannya yang nyeleneh.
Tempat ini ternyata bukanlah tempat penitipan suami dalam artian sebenarnya. Ini hanya sebuah ‘Kedai Dukun’ bertuliskan ‘Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya.’ Kedai Dukun milik Edi Setiadi atau yang akrab disapa Kuwu Utun Inji ini memang belum satu bulan ini membuka kedainya.
“Baru dibuka selama kurang lebih tiga Minggu, Alhamduliah responya sangat luar biasa,” ucap Kuwu saat ditemui beberapa wartawan di Kedainya, Minggu (16/06/2019).
Menurutnya, pengambilan nama unik tidak lain hanya sebagai strategi pasar untuk menarik perhatian para pengunjung. Makna tempat penitipan suami kata Kuwu bukan tanpa alasan, bagi para istri yang suami berada dikedainya maka jangan khawatir.
“Di kedai kami, coba lihat apakah ada sekat atau tempat tersembunyi, dari luar juga sangat terlihat dengan jelas,” katanya.
Kuwu menambahkan, para istri tinggal melakukan mengecek di Kedai Dukun. Dimana ada papan catur, ada tempat ngobrol. “Jadi sama para ibi-ibu jangan takut. Silahkan kontrol saja kesini,” tukasnya.
Pengambilan kata Buaya juga kata Kuwu sama memiliki makna tersendiri. Kata Buaya merupakan singkatan dari ‘usaha asal yakin aja.’
Bisa dikatakan kata Kuwu Jalan Patruman ketika lewat jam 8 malam akan sepi dan hening bahkan hampir jarang ada yang lewat. Namun karena Ia yakin kepada Allah SWT, maka rejeki pasti akan datang dengan sendirinya asalkan ia yakin.
“Rejeki itu hal yang ghoib, bukankan pecaya kepada hal yang ghoib sebagian dari Iman? Yang penting yakin dan usaha,” katanya.
Kedai yang nampak sepi pengunjung ini, dibuat bukan tampa alasan. Edi mengaku ingin memberikan rasa nyaman bagi para pelangannya yang datang ke kedainya.
Kuwu, menambahkan ketika cafe atau resto dipenuhi pengunjung ada beberapa orang yang justru nyaman dengan suasana yang hening. “Makanya di sini tidak ada live musik, jadi kalau ngobrol juga akan terasa nyaman,” katanya.
Jadi, kalimat ‘Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya,” hanyalah saja strategi pasar. Dengan nama yang unik diharapkan bisa cepat dikenal dan tidak perlu susah-susah mengiklankan di media massa. (*)
Penulis : Tim GE
Editor : ER