garutexpress.id– Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengaku kesulitan dalam menjaga pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di wilayah Kabupaten Garut. Hal ini karena jumlah TPS tidak sebanding dengan jumlah personel keamanan.
Dikethaui jumlah personil yang diturunkan mencapai 1.200 yang akan mengawasi 8.056 TPS. Kondisi tersebut membuat petugas harus mobile melakukan pengamanan dari TPS satu ke TPS lainnya.
Ia pun mengaku pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menyiasati keterbatasan personil dibanding jumlah kebutuhan. Simulasi pun berulang kali dilakukan, hingga akhirnya, pihaknya mantap untuk fokus mengamankan tempat yang disinyalir rawan kecurangan.
“Personil sudah secara maksimal kita turunkan termasuk dengan bantuan dari Polda dan TNI akan tetapi tetap masih kurang. Tentu kita harus atur strategi guna menyiasatinya dfan semuanya telah kita siapkan,” ujar Budi yang ditemui usai kegiatan Apel Pergeseran Pasukan Dalam Rangka Pengamanan Pemilu Tahun 2019 Kabupaten Garut, di Lapangan Mapolres Garut, Selasa (16/4/2019).
Dari H-3 pencoblosan, lanjut Budi, pihaknya sudah mulai menempatkan anggotanya. Diakui Budi, dirinya telah berpesan pada seluruh personil agar tidak lengah atau acuh dalam melakukan pengamanan Pemilu 2019 ini.
Anggota pun diintruksikan untuk selalu berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat dimana mereka bertugas. “Karena jumlah TPS-nya yang jauh lebih banyak, maka petugas keamanan bisa mempunyai tugas untuk mengawasi 5 TPS bahkan lebih. Karena perbandingan antara jumlah personil denga TPS dalam Pemilu 2019 ini mencapai 1:8,” katanya.
Tak hanya Polri dan TNI, berlangsungnya pemilu juga dibantu juga oleh 16 ribu anggota linmas. Budi mengaku optimis pengamanan TPS sepanjang pencoblosan dan penghitungan suara dapat berjalan dengan baik dan optimal.
Petugas kemanan baik Polri maupun TNI tidak diperbolehkan masuk ke area TPS dan hanya diperbolehkan berada di ring dua yakni di luar TPS. Untuk mengamankan jalannya pencoblosan hingga perhitungan surat suara, ada sekitar 300 anggota yang dipersenjatai.
Hal ini guna mencegah terjadinya hal yang tak diharapkan mengingat potensi kerawanan terdapat di semua wilayah. Anggota Polri yang dipersenjatai itu merupakan gabungan dari Kesatuan Sabhara dan Brimob Polres Garut serta bantuan BKO dari Polda Jabar dengan kesatuan yang sama.
“Juga harus ada keterbukaan yang mungkin masyarakat tidak tahu seluruhnya. Selain itu tetap jaga koordinasi yang baik dengan tokoh masyarakat setempat,” tukasnya. (AI)